title : back to winter [back to december songfic]
author : Shinji Ai a.k.a Axel shinji
genre : fluff, romance, MxM, OOC
fandom : screw
pair : Kazuki x Yuuto :')
background song : back to december [taylor swift]
an :ini songfict kedua saya, setelah gemini alicenine :D pada tau kan lagunya taylor swift yg back to december itu?
it's just my imajination, but I'm so happy if my story come true X'D
~~ 和己の愛 ~~
I'm so glad you made time to see me. How's life? Tell me, how's your family?
I haven't seen them in a while
You've been good, busier than ever. We small talk, work and the weather
dengan
sabar aku menunggu seseorang di taman ini, sendiri. tak terasa sudah
hampir musim dingin kedua kulewati tanpanya, dan akhirnya hari ini
kesempatan itu datang juga. sosok yang kutunggu akhirnya datang. ia
memakai kemeja kotak berwarna biru, dan sebuah kacamata besar. kedua
sudut bibirnya tertarik ke atas, menyimpulkan sebuah senyuman yang ia
lemparkan padaku dari kejauhan. senyum khas darinya yang aku rindukan.
jantungku
berdetak tak karuan ketika ia semakin mendekat, dan akhirnya sosoknya
benar-benar dihadapanku saat ini. rasanya air mataku hampir tumpah,
ketika melihat sosoknya yang begitu nyata dihadapanku.
“apa kabar, yuu? senang bisa bertemu denganmu lagi.”
“aku baik, terima kasih banyak ya kazuki, kau masih mau menemuiku. padahal kau pasti sibuk sekali ya sekarang.”
aku
berusaha bersikap sebiasa mungkin, walaupun sulit. ya, bagaimana bisa
aku bersikap biasa saja, padahal tidak? jantungku ini berdebar keras
sekali,melihat senyumnya itu. jika bisa, mungkin aku sudah memeluknya
seerat mungkin, dan mengatakan betapa aku merindukannya, betapa aku
menyesal meninggalkannya. tapi aku terlalu malu, dan mungkin tak pantas
untuk mengatakannya. aku tak pantas untuknya, aku tak pantas untuk orang
yang pernah kusakiti.
“yah~ begitulah, aku baru tahu kalau jadi leader itu tidak mudah ya. hahah..”
“ya memang begitu. oya, bagaimana kabar keponakanmu itu? yang kau bawa saat kita membuat genei no kusari dulu.”
“oh,
tentu saja sudah besar yuu, tapi tingginya belum melampauiku. mungkin 5
tahun lagi, ah, tidak.. tidak.. jangan sampai dia melebihi tinggiku.”
tanpa
sadar aku tersenyum mendengar jawabannya. ia masih seperti dulu, banyak
bicara, pandai melucu, dan atraktif. berbeda sekali denganku yang
pemalu. aku terus menatapnya yang masih berceloteh tentang dirinya
sekarang, dan band yang kutinggalkan.
“ya, seperti itu. dan kau masih ingat saat terakhir kali aku menciummu di panggung?”
DEGG
jantungku berhenti sepersekian detik saat mendengarnya mengatakan itu. tentu saja aku ingat, dan...
~~flash back~~
how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
hangat
sekali dekapannya, melebihi dekapan hangat sebatas teman. membuatku
nyaman, dan setidaknya sedikit mengurangi beban pikiranku. aku terlalu
lelah, tertekan, dan aku rasa aku tak bisa bertahan dengan keadaan
seperti ini.
“yuu chan~ kau kenapa? kau bisa ceritakan semuanya padaku kan? tak perlu menyimpan semuanya sendiri seperti ini.”
aku
menarik nafas panjang, menyeka air mataku dengan kasar. aku pasti
terlihat bodoh sekali dihadapannya. ia satu-satunya yang pernah
melihatku menangis. sebelumnya tak ada yang pernah melihatku sekacau
ini. karena aku selalu dengan baik menyimpan perasaan, dan semua keluh
kesahku sendiri. entah kenapa, aku enggan menceritakannya bahkan kepada
Byou, teman terdekatku.
“aku tak apa-apa kaz. hanya lelah.” aku menunduk, menyembunyikan air mataku yang entah mengapa tak bisa berhenti di hadapannya.
“kau
yakin?” ia meraih daguku, mensejajarkan pandangan matanya dengan
mataku. sekilas aku melihat raut wajahnya yang begitu khawatir dengan
keadaanku.
“iya!!” kutepis tangannya dengn kasar, dan aku alihkan pandangan mataku.
“jangan bohong yuu. kau sampai menangis seperti ini. aku pikir selama ini kau baik-baik saja, kau selalu—“
“tertawa? tersenyum? iya? karena aku menyembunyikannya. aku tak ingin siapapun mengetahuinya termasuk kau.”
“tapi kenapa?”
pertanyaan
yang tak akan bisa kujawab. aku sendiri tak tahu kenapa. aku memang
seperti ini, di balik semua senyum manisku tersembunyi sifat keras
kepala dan keinginan kuat yang tak pernah kutunjukan pada siapapun.
“sudahlah, tak perlu bahas tentang aku, kau sendiri mau apa malam-malam begini datang ke tempatku?”
“entahlah, rasanya ingin saja datang kemari”
“…..”
You gave me roses, and I left them there to die
“sebenarnya, aku dapat firasat buruk tentangmu yuu~”
“firasat buruk apa? aku baik-baik saja.”
“apa mungkin orang yang menangis dan terlihat kacau seperti ini baik-baik saja?!”
matanya
menyapu seluruh tubuhku dari atas sampai bawah, dan seolah menuntut
penjelasan atas apa yang terjadi denganku. satu hal yang tak kumengerti,
bagaimana bisa ia mendapat firasat tentang aku? apa ia memikirkanku
terlalu dalam sampai bisa mengetahui kalau aku sedang tidak baik-baik
saja? ia mencintaiku? mungkin? aku tak tahu, dan aku tak mau memikirkan
itu. keadaan ini sudah cukup membuatku tertekan, dan aku tak ingin lagi
menambah beban pikiranku. aku ingin bebas.
“aku tak
mengerti denganmu, kau seolah berjalan sendiri ya? lihatlah
sekelilingmu. ada banyak orang-orang yang peduli padamu, termasuk aku
yuu. aku men—“
“aku butuh istirahat kaz, lebih baik kau pulang sekarang.”
You gave me all your love, and all I gave you was goodbye
Di
musim dingin ini, live terakhirku bersama mereka akhirnya selesai.
setelah ini, aku bukan lagi bagian dari mereka. akhirnya kudapatkan
kebebasan yang kudambakan. aku memutuskan keluar atas alasan yang tak
bisa kujelaskan. aku tahu ini mengecewakan banyak pihak, namun aku ingin
yang terbaik untukku. dan aku pikir suatu saat mereka pasti akan
mengerti keputusanku.
aku sedang membereskan bassku ketika kazuki datang menghampiri. “yuu chan~ ada hal yang ingin kukatakan padamu.”
“ya, katakanlah.” jawabku santai, dan tak beralih dari bassku yang sedang kubereskan.
“aku mencintaimu, yuu. aku tak peduli lagi jika kau mau meninggalkan kami, tapi bisakah kau tetap bersamaku?”
aktifitasku
berhenti seketika saat mendengar pernyataannya. aku pun selama ini
merasa ia menyimpan perasaan lebih padaku. apalagi tadi ia sempat
mengecup bibirku saat live, dan itu ternyata bukan fanservice biasa
rupanya.
“terima kasih kaz, tapi aku rasa…”
aku
diam sejenak, sebenernya tak tahu harus mengatakan apa. tetapi ia
kemudian mendekatiku, dan tersenyum. aku tak tahu bagaimana perasaannya
saat itu, tapi wajahnya begitu tenang.
“tak apa yuu. aku
mengerti. jaga dirimu baik-baik ya” ia berlalu kemudian. melambaikan
tangannya padaku sambil terus berjalan menjauh membelakangiku. saat itu,
aku baru merasakan takut, takut kehilangan sosoknya yang selalu
menemaniku 3 tahun belakangan. musim dingin kali ini pun akan terasa
lebih dingin.
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and change my own mind
aku
tidak pernah tenang setelah musim dingin itu berlalu. aku begitu
memikirkannya, kazuki. ia terasa begitu berarti setelah ia benar-benar
pergi dari sisiku. bukan salahnya, akulah yang menjauh darinya,
keinginanku.
tanpa ia tahu, aku selalu mengikutinya. melihat
bagaimana ia setelah aku tak lagi bersamanya. tapi, ia tak terlihat
seolah kehilangan aku, ia baik-baik saja tanpa aku. sedangkan aku
disini, menyesalinya. kebebasan yang aku dapat nyatanya tak berarti
apa-apa. aku justru merasa kehilangan sesuatu yang lebih besar yang tak
pernah ku bayangkan. merasakan sesuatu yang terasa sakit, melihatnya
tersenyum disana, tanpa aku disisinya.
Then I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side
kenangan
musim panas yang bergulir di dalam benakku, menorehkan luka yang lebih
dalam. bagaimana ia mewarnai hari-hariku. dan saat ini, aku hanya bisa
mengenang dan melihatnya tertawa dari sisi yang tak pernah ia bayangkan.
aku merasa kesepian, sekalipun aku berada di tempat keramaian.
I miss your skin, your sweet smile, So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
hingga
akhirnya aku jatuh sakit. sakit luar biasa yang pernah kurasakan. aku
begitu merindukan bagaimana ia menenangkanku dalam dekapannya saat itu,
aku juga merindukan tawanya dan senyumnya, yang membuatku semakin sakit.
ia hanya berwujud angan-angan tak nyata yang tak bisa kurengkuh, yang
tak bisa ku peluk untuk menghangatkanku. penawar segala sakitku itu tak
nyata. tangan halusnya tak lagi menyeka air mataku yang mengalir deras.
inikah hukuman bagiku yang telah menyakitinya?
These days, I haven't been sleeping
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn't call
hidup
berdampingan dengan rasa sakit bukanlah perkara mudah, namun akhirnya
aku terbiasa. hingga waktu bergulir dengan cepat membawaku ke musim
panas kedua, setelah perpisahan itu. malam ini aku terjaga, memikirkan
hari esok. 5 agustus, ulang tahunnya.
aku ingin sekali
mengucapkannya dengan mengirimkan email, kebetulan aku masih menyimpan
email pribadinya. lama aku hanya terpaku menatap layar ponselku.
menyusun kalimat berulang-ulang, hingga akhirnya hanya
bertuliskanお誕生日おめでとう,和己。
masih ada perasaan ragu saat
akan mengirimkan email singkat itu. apa mungkin ia masih mengingatku?
bagaimana reaksinya nanti? berbagai macam kemungkinan-kemungkinan itu
membuat kepalaku sakit, hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak
mengucapkan apapun padanya di hari ulang tahunnya. karena aku yakin, ia
tidak akan mengingatku.
~~flash back end~~
I'd go back in time and change it, but I can't
I go back to December, turn around and change my own mind
tentu
saja aku ingat, dan seketika membuat sesuatu dalam dadaku bergolak.
serentetan kenangan itu berputar kembali dalam kepalaku. berbagai macam
perasan merayapi hatiku, terutama perasaan bersalah. jika bisa, tentu
aku akan mengubah semuanya. kembali ke masa itu dan mengubahnya menjadi
lebih baik. sayangnya tak ada kesempatan bagiku memperbaiki semuanya.
aku tak sadar mataku mulai berembun, hingga sentuhan jari-jari kazuki
yang menyekanya dari pipiku.
“kenapa, yuu chan?”
“tidak apa-apa, aku hanya..”
aku
hanya ingin mencoba memperbaiki semuanya, jika aku punya kesempatan
kazuki. aku ingin katakan bahwa aku menyesal dengan apa yang sudah
terjadi di masa lalu. tapi semua keinginanku itu hanya bergema dalam
kepalaku. aku terlalu takut mengatakannya. aku takut kau tak lagi
menyimpam mawar yang pernah kau berikan padaku.
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December
tapi
setidaknya, ada satu kata yang harus kukatakan padanya. satu kata yang
kurasa tak mengenal kata terlambat. satu kata yang memang menjadi
tujuanku bertemu dengannya hari ini.
"aku hanya ingin meminta maaf padamu, kaz..”
“maaf? untuk apa?”
“maaf untuk semua yang pernah terjadi, aku menyesal.”
“aku tak mengerti maksudmu yuu chan..”
rasa
sakit itu terasa semakin dalam saat aku menyadari ia benar-benar
melupakan semua yang pernah terjadi. harusnya aku sudah bisa menebaknya
kan? selama ini ia tampak baik-baik saja tanpa aku. ya, aku rasa sudah
cukup. ini akan jadi pertemuanku yang terakhir dengannya.
“kazuki,
aku harus kembali. senang bisa bertemu denganmu hari ini.” aku
membungkukan badanku, lalu kemudian berbalik meninggalkannya, tanpa
melihat wajahnya sedikitpun. langkahku mulai menjauh, dan ia sepertinya
tak bergeming.
“yuu chan..”
aku berhenti dan mematung seketika, jantungku berdetak lebih cepat saat ia memanggil namaku.
“aku tak akan membiarkanmu pergi untuk yang kedua kalinya, tidak akan..”
tangannya
sudah merengkuh jari-jariku saat aku menoleh ke arah samping. tak ada
yang bisa kukatakan. aku menjatuhkan diriku ke dalam hangat dekapannya
yang aku rindukan. aku berjanji, tak akan lagi pergi darinya, akan
kuperbaiki semuanya, dan tak ada kata terlambat.
~owari~
hadeh..berantakan keknya ni cerita. au dah pokoknya bgitu dah..
kritikan, saran, koreksi, are wellcome.. jadilah reader yg baik dengan mendukung author XD