Duality of mind

Kamis, 09 Desember 2010

Fanfic the gazette "愛してる"

title: ai shiteru
pairing: reita x ruki
genre: romance *halah



aku hanya bisa tertunduk lesu. perlahan tanpa ku sadari bulir2 air mata mengalir dari sudut mataku.
"bagaimana bisa ini semua terjadi? aku benar2 bodoh. harusnya tidak seperti ini..!! aku memang tidak berguna..!!"
aku mengutuk diriku sendiri dalam hati. perasaan bersalah, menyesal, takut, barcampur aduk dalam pikiranku.

****

"bagaimana, kau suka?" tanya reita saat memberikan sebuah kalung dengan liontin hati, ada foto ku dan dirinya di dalam liontin itu. aku hanya tersenyum melihatnya.
"terima kasih rei." jawabku singkat.
" satu lagi, aku mau mengatakan hal penting,aku..."
"rei, kita harus cepat. sebentar lagi latihan kan di mulai, nanti kai bisa marah kalau kita datang terlambat. ayolah, cepat."
aku sengaja memotong kata2 reita. aku tau apa yang akan dia katakan, dan aku tidak ingin mendengarnya. tidak ingin..!! berulang kali reita mencoba mengatakannya, mencoba memberitahu perasaannya. namun aku tak pernah memberinya kesempatan. aku benar2 tak ingin mendengarnya atau mengetahui langsung dari mulutnya.

ku lihat rei sedikit kecewa, namun ia berusaha menyembunyikannya.
ku gandeng tangannya dan segera pergi menuju studio tempat kita latihan.

***

dari luar ruang studio ku dengar suara kai dan reita sedang membicarakan sesuatu.
" jadi aku harus bagaimana?" tanya reita.
" katakanlah rei, bagaimanapun caranya. agar kau tau perasaannya."
" selalu ku coba, tapi dia selalu menghindar, sepertinya dia tau apa yang ingin ku katakan."
" carilah waktu dan suasana yang tepat supaya dia tidak menghindar, kau harus tau isi hatinya."
" lalu setelah itu apa? jika dia tidak menyukaiku bagaimana?"

ku putuskan untuk masuk tiba2. kai dan reita kaget melihatku. aku menatap tajam ke arah reita. dan..
" reita..kau harus lupakan aku..!! buang jauh perasaan mu itu. aku hanya menganggapmu teman tidak lebih. berhenti bersikap seperti ini padaku, atau aku akan membencimu..!!"
reita bangkit dan menghampiriku. ia menatap mataku dalam2 mencoba mencari tau sesuatu dari mataku. tatapan matanya, aku tak sanggup..tak sanggup melihatnya. ku alihkan pandanganku dari matanya.
" kenapa?? kenapa tak berani menatapku?? apa kau juga punya perasaan yang sama ruki?? jawab..!!"
 kai menarik reita,menjauhkannya dariku dan mencoba menenangkannya.
"sudahlah rei..sudah.. ruki kau.."
"aku membencimu reita..!! kau dengar itu, aku membencimu..!! aku tak mungkin mencintaimu karena aku normal..!!"
aku segera pergi dari tempat itu. aku butuh waktu untuk menenangkan diriku sendiri. ku pacu mobilku secepat yang ku bisa. aku ingin sekali pergi jauh dan melupakan hari itu.

*****

baru saja aku merebahkan tubuh lelahku di sofa, tiba2 ada yang mengetuk pintu apartemenku. sengaja tak ku buka, aku hanya ingin sendiri.
"ruki, buka pintunya. ada hal penting" aoi berteriak dari luar. aku hanya diam, aku benar-benar ingin sendiri, apa mereka tak mengerti itu?.
" ruki..ruki.. reita kecelakaan saat mengejarmu. keadaannya parah. apa kau tak mau melihat keadaannya??"
kata2 aoi membuat dadaku terasa sesak,seakan tak percaya tapi itu terasa benar. bergegas ku buka pintu.kulihat aoi tak sendiri, ia bersama uruha. wajah aoi dan uruha terlihat cemas, sepertinya mereka tidak bohong.
tanpa banyak bertanya aku ikut aoi dan uruha ke rumah sakit tempat reita di rawat.

****

kejadian itu terekam di otakku. berulang-ulang otakku memutar kejadian yang baru saja terjadi. membuatku tak bisa berhenti menangis. tepukan lembut di pundakku menyadarkan aku dari lamunan yang membuatku tersiksa. uruha dan kai duduk di sebelahku, mencoba menenangkan aku.
"di mana aoi?" tanyaku.
"aoi sedang mengurus administrasi." jawab kai datar. mungkin dia marah padaku, karena aku yang menyebabkan semua ini. ku beranikan diri melihat wajahnya. tapi kai justru tersenyum padaku.
" tenanglah ruki, reita akan baik2 saja."
" aku sudah dengar semuanya dari kai, kenapa kau..." uruha tidak sempat meneruskan kata2nya, karena waktu itu aku langsung jatuh pingsan.

****

reita duduk di atas tempat tidurnya,ia masih dirawat setelah kecelakaan itu. kulihat dia sedang membaca sebuah surat. itu surat dariku. yang sengaja ku tulis untuk menjelaskan semua,yang terjadi sebenarnya.

reita,maafkan aku.
saat kau baca surat ini mungkin kau sudah membenciku karena membuatmu menderita. sejujurnya aku ingin sekali mengatakannya. aku menyesal atas kata2ku waktu itu...
reita..aku juga mencintaimu..aku mencintaimu lebih dari yang kau tau...
namun aku sengaja bersikap seperti ini, aku ingin kau melupakan aku. aku tidak ingin membuatmu menderita karena aku.
karena aku tak bisa ada di sampingmu rei..Tuhan hanya memberikan sedikit waktu padaku..
aku menderita kanker otak, maaf aku merahasiakannya, karena aku ingin bahagia bersamamu dan yang lain sebelum aku mati.. namun semua malah berakhir seperti ini...
hatiku hancur saat dokter mengatakan pada kami kau tak bisa lagi melihat karena kecelakaan itu.
lalu aku memutuskan untuk menjagamu selamanya, aku menjagamu dengan mataku yg ada padamu sekarang.
dengan cara ini aku akan menjagamu, dengan cara ini aku mencintaimu, selamanya...
maafkan aku reita...


aku hanya bisa melihatnya menangis sekarang. aku ingin sekali menghapus air matanya, namun aku tak bisa...
****

selesai~~
lagi pengen buat ff yg agak serius, jadi gini dah.. :D
maaf klo setiap ff yg gw buat selalu ad yg mati..
*lagi mikir sapa yg akan di bunuh di ff berikutnya XDD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar