Duality of mind

Rabu, 18 Mei 2011

chizuru [the GazettE fanfic]


Title       : chizuru [seribu bangau kertas]
Author   : axel / ai
Fandom : the gazette, alice nine
Genre    : romance, 
Rating   : yg ini aman. jadi ratingnya apa? *plakk
Backsound :chizuru, hanakotoba [the gazette]. the farthest [deluhi], rain delay [OZ]
NB: eng...gaje..gaje..gaje... *plakkk

*********

sudah hampir 3 bulan sejak pengumuman hiatus oleh the GazettE. istirahat sejenak, hanya itu alasan yang diungkapkan mereka. Kai masih mengingat jelas saat ia bersama member yang lain bersama-sama mengumumkan hiatus'nya mereka untuk sementara. 
kai tampak mengedipkan matanya beberapa kali, setelah itu ia melingkari sebuah kalender di tangannya. kalender itu sudah penuh dengan coretan pada tanggalnya, dan coretan itu kini sudah sampai di bulan keempat. matanya kini tertuju pada sebuah kotak di sudut ruang kamarnya. kotak itu berisi origami bangau kertas. setiap hari, ada 10 bangau kertas yang dikirimkan padanya,namun tak ada nama pengirimnya sama sekali. di dalam bangau kertas itu, tertulis harapan serta doa-doa untuk dirinya. 
kai beranjak dari tempat tidurnya, dan menghampiri kotak yang hampir penuh dengan bangau kertas itu. kai sungguh penasaran dengan seseorang yang setiap hari mengirimkannya bangau kertas yang berisi doa dan harapan untuknya. 
sesaat kemudian pandangan kai tiba-tiba menjadi gelap, dan ia terjatuh pingsan di kamarnya.

******

"hei..sudah sadar kau?" 
samar-samar kai mendengar suara seseorang yang sangat dikenalnya. setelah menegaskan pandangannya, ia melihat reita di samping tempat tidurnya. mata kai menjelajah isi ruangan tempat ia berada sekarang. ruangan yang serba putih, dan selang infus yang terhubung dengan badannya saat ini. tak lama kemudian aoi, ruki, dan uruha datang. ruki tampak membawa sesuatu di tangannya, ia membawa sepuluh origami bangau kertas. kai tersenyum menyambut teman-temannya. 

"kai..ini, ada sepuluh bangau kertas lagi untukmu.." 
ruki meletakannya di meja, di samping tempat tidur kai. 

"sepertinya, hari ini genap 980 bangau kertas ya?" 
uruha membuka satu persatu origami itu, dan membaca doa serta harapan yang selalu ada di setiap bangau kertas itu dan melipatnya kembali.

"iya..sudah hampir seribu.." pikiran kai masih sibuk menerka seseorang yang mengiriminya bangau-bangau itu setiap hari. memang ada sebuah legenda yang mengatakan siapa yang membuat seribu bangau kertas keinginannya akan terkabul. namun melihat kenyataan, legenda memang hanyalah sebuah cerita. sebuah cerita yang belum tentu benar, atau mungkin hanya sebuah cerita untuk hiburan semata.

"jika sampai seribu, semua keinginan pengirimnya akan terkabul. iya kan?"
aoi menatap mata kai, mencoba mengajaknya bicara.

"jangan bercanda, aku tak percaya legenda itu. daripada membicarakan ini, lebih baik bicarakan hal lebih penting. jadi apa kalian sudah mendapatkan penggantiku?" 
kai berusaha tersenyum menutupi kesedihannya. 

"kau tau, aku tak suka kita membicarakan ini kai..!!"
reita tak bisa menahan nada bicaranya yang mulai meninggi.

"rei..aku pun begitu. aku tak ingin meninggalkan kalian. tapi apa yang bisa aku lakukan setelah ini? kalian tak mungkin mempertahankan aku. aku tak bisa bermain dengan baik, jika aku tak bisa melihat.."

sesaat keadaan di kamar itu menjadi hening. semua berusaha menahan gejolak perasaannya masing-masing. yang kai katakan memang benar, mereka tak mungkin mempertahankan kai. kanker mata perlahan-lahan mulai mengambil cahaya mata kai, bahkan cahaya dari wajah yang selalu ceria itu. senyum indahnya sudah lama tak berseri di wajah manisnya saat ia mengetahui, ia akan kehilangan pandangannya dalam waktu dekat. 

tanpa mereka tahu, seseorang di luar ruang  perawatan kai, memperhatikan keributan yang baru saja terjadi. dari kaca transparan kecil yang ada di pintu, ia melihat wajah pucat kai dari luar.  

******

hujan deras di luar sana memaksa kai bangun dari tidur nyenyaknya pagi ini. kai memperhatikan air hujan yang turun melimpah ruah pagi itu. menyaksikan indahnya hujan, sebelum cahaya hilang dari matanya. tak ada yang bisa ia lakukan selain menikmati masa-masa berharganya saat ini. ia merasa sudah tak punya harapan untuk apapun. bahkan untuk hidup. ia mengambil kalender di samping mejanya. sesaat kemudian, matanya tampak buram. ia tak bisa melihat dengan jelas. tak lama kemudian pandangannya kembali seperti semula. kai menunduk, meneteskan air matanya. 

"aku benar-benar tak berdaya.. aku sudah kehilangan segalanya.."
ia berbisik lirih, sambil melingkari tanggal di kalender miliknya. seperti menghitung mundur untuk semua harapannya yang akan lenyap sebentar lagi. 

"orang cacat sepertiku tak akan berguna..hanya menyusahkan.. terima kasih, untukmu yang selalu berdoa untukku, maaf, aku memang tak berguna. maaf jika aku membuatmu kecewa dengan ini.. maaf... "
kai melihat kotak yang berisi bangau kertas di atas mejanya. ia mulai memejamkan matanya, membayangkan saat-saat indah bersama teman-temannya. saat ia berteriak, dan disambut sorak sorai gemuruh penggemarnya. memutar kembali semua kenangan indah dalam kepalanya. hingga tanpa ia sadari, ia memunculkan seseorang, yang sangat ingin ditemuinya. cinta pertamanya. terlukis sebuah senyum indah di wajahnya, saat kai mulai membuka matanya. 
ia membulatkan tekadnya, seraya mengambil nafas dalam-dalam. dengan cepat ia menggoreskan pisau di tangan kirinya. ia goreskan sedalam mungkin, agar malaikat maut cepat mencabut nyawanya. ia berpikir lebih baik mati daripada hidup menyusahkan orang lain, hidup abadi dalam kegelapan. darah mulai menetes keluar dari urat nadinya yang terbuka. jalan kebebasan mulai terbuka untuknya.
seseorang terlihat menghampirinya saat ia di ambang batas kesadarannya. air mata memenuhi sudut-sudut mata seseorang yang ada di hadapannya sekarang. dan semakin deras saat kai menutup matanya.

*******

kai terbangun dari tidur panjangnya, saat wajah seseorang dari masa lalunya hadir dalam mimpinya. cinta pertamanya, yang sangat ingin ia temui. 

"aah..aarrgghh..." kai memegangi kedua matanya saat ia berusaha membukanya.
ia merasa sakit dan perih ketika cahaya masuk dalam matanya. 

"kai..kau harus membuka matamu perlahan-lahan..." tedengar suara ruki di samping kirinya. 
tak lama kemudian terdengar suara lain yang tak asing, ia mengenali suara tora, dokter pribadinya. sang dokter pun mulai menuntun kai membuka matanya. dengan perlahan kai mulai membuka matanya. masih terasa sakit, namun akhirnya lama-lama rasa sakitnya menghilang. 

"apa yang kau rasakan, kai?" tora memeriksa keadaan mata kai, menyinarinya dengan sebuah senter kecil.

"hm..sakit..perih.."

"oh, itu wajar. nanti akan hilang setelah kau minum obatnya." tora tampak tersenyum setelah memeriksa mata kai. kai sendiri, merasa ada maksud lain dari senyum tora padanya. tak lama kemudian seorang perawat masuk ke dalam kamar kai, dengan membawa sebuah rangkaian bangau kertas yang tersusun rapi. perawat itu menyerahkannya pada tora, dan kemudian tora menyerahkannya pada kai. 

"sekarang jumlah bangau kertasmu, genap seribu kan? dan semua keinginan pembuat bangau kertas ini sudah terkabul...".
tora mulai menjelaskan,namun kai masih tampak tak mengerti dengan semuanya. 

"jangan bercanda..aku akan buta..!!! kau sendiri yang mengatakannya padaku..!!"

"ya..memang. kau ingat orang terakhir yang kau lihat sebelum ini?? saat kau mencoba bunuh diri??"
kai mulai mengingat wajah seseorang yang terakhir dilihatnya. wajah orang yang sangat ingin ia temui. sang cinta pertamanya.

"akane..dia adikku. dia yang menyuruhku, untuk menjadi dokter pribadimu. itu mengapa aku sempat memaksa waktu itu. agar kau mau menjadi pasienku, kai.. ia juga yang membuat seribu bangau kertas ini untukmu. berdoa untukmu setiap hari, dan..." 

"di..dimana dia sekarang tora?? katakan padaku.. aku ingin melihatnya sebelum aku..."

"kau sudah melihatnya kai..untuk yang terakhir.."

"maksudmu??"
tora tak menjawab. ia hanya diam sembari menundukan kepalanya. uruha menepuk bahu kai dengan lembut, dan ganti menjelaskannya.

"ia sudah pergi kai,dan meninggalkan matanya untukmu.."

air mata meleleh dari sudut mata kai. mendengar penjelasan uruha. dulu ia memang meninggalkan akane, demi mengejar mimpinya. namun ia tak pernah melupakannya. saat ini, rasa sakit seperti berpindah ke hatinya,sakit dan terasa sangat menyesakkan. penyesalan menghantam perasaannya bertubi-tubi. 

"kenapa ia tak mencoba menghubungiku?" suara kai terdengar bergetar, menahan emosinya yang meluap.

"ia tau, kau tak mungkin bisa di temui dengan mudah sekarang. ia sudah cukup senang melihatmu dari jauh. aku sendiri tak pernah mengerti, tentang perasaannya padamu."
tora menyerahkan sebuah bangau kertas, yang keseribu pada kai. kai mulai membuka dan membacanya.

"permohonanku untukmu sudah terkabul. sekarang,tersenyumlah untukku.."  

*****

bacot sesion: yak..ini fic lama yg uda karatan gw simpen. abisnya perasaan, ni fic gaje banget.. =w=
akane bukan nama cinta pertama kai, cumin ngarang eto.. tp klo bagian kai pengen ketemu cinta pertamanya emang bener. TwT *mewek di dada bang juki
trus chizuru artinya seribu bangau kertas, kai pernah sakit waktu abis konser gede2an tahun 2005, dan ada org yg ngirim seribu bangau kertas ke dia. dan dia ga pernah tau siapa yang ngirim. 
nih fic terinspirasi *halah* darisitu..tapi jadinya malah garing..apalagi bag ending.. =___= 
oya..oya...akane artinya merah cemerlang, warna paporit author.. XD~ *gada yg nanya*
yoosh..koment dan kritik di tunggu,..

2 komentar:

  1. HWEE...
    aku terharu bacanya,,,
    kasi jempol buat authornya d(^ ^)b

    BalasHapus
  2. eh?? ahaha...hai' domo arigato~ ^^

    BalasHapus