Duality of mind

Minggu, 24 Juli 2011

MasoSadie 4 [epilogue ~end~]


title : MasoSadie Chap 4 [Epilogue]
author : shinji ai 
rating : M
genre : angst, yaoi, tragedi, romance, bunuh2an, bacok2an, pancung2an,, *apasih??*
fandom : the gazette, screw.
pair : reita X ruki
song : genei no kusari, rosary [screw] the farthest [deluhi]
disclaimer : fandom punya emaknya dan Allah SWT, tapi ceritanya asli milik saya.
izin klo mw repost. (kek ada yang mau aja XDa)

*******

~Ruki Pov~

will I get the answer?

"dan aku akan membuatmu merasakan penderitaan yang sama sepertiku, Reita.." Kai tampak menyeringai. ia menyiapkan revolvernya dan tersenyum penuh makna seraya menatap kedua bola Reita.

kemudian ia melirik kepadaku. Aku tak mengerti maksud tatapan mata Kai padaku. Tak lama kemudian Ia mengarahkan revolvernya ke arahku, tepat di kepalaku. Kedua mataku membulat sempurna. Terlambat saat aku menyadari, bahwa ia ternyata akan membunuhku. Ia bermaksud membunuhku agar Reita merasakan penderitaannya, tapi bukankah Reita sudah tak mencintaiku? Aku benar-benar terlambat. Dan aku sadar, aku tak akan mendapatkan jawaban apapun. Suara letusan tembakan sudah terdengar saat aku menutup mataku. Aku terjatuh tak lama kemudian.

Grief inside me...

Cairan hangat mengalir di kedua tanganku. Kuberanikan diri membuka kedua mataku.  Bayangan pertama yang kulihat adalah sosok Reita, ia terbaring lemah dipangkuanku. Sebuah peluru dari pistol Kai menembus dadanya. Tubuhnya semakin bermandikan darah. Nafasnya mulai terputus-putus, ia juga memuntahkan segumpal darah setelah terbatuk cukup panjang. ia memaksakan diri menyeret langkahnya hanya untuk melindungiku.

Sakit… kepala dan dadaku terasa sakit, melihat apa yang baru saja Reita lakukan. Ia melindungiku, ia rela mengorbankan nyawanya sendiri demi aku. Kepalaku serasa berputar, wajah Reita yang tampak membenciku, tatapan matanya yang merendahkan aku, senyumnya yang menenangkan aku, Reita yang terbaring di pangkuanku, semuanya kenangan yang pernah terjadi antara aku dan dia bertubi-tubi menghantam pikiranku. 

Kutarik kuat helai-helai rambut pirangku, Air mataku pun mengalir deras dan menetes membasahi pipi Reita. Ia mencintaiku, tapi kenapa? Kenapa ia bersikap seolah membenciku? Dan kenapa ia bisa berurusan dengan Kai dan Kazuki? aku benar-benar kalut. aku bingung, banyak suara berteriak dalam kepalaku. suara-suara itu seolah menyalahkan aku. aku pun berteriak sekerasnya, meluapkan semua emosi yang menyesakan dada dan pikiranku.

 Aku mengguncang tubuh Reita di pangkuanku. “Reita, apa maksud dari semua ini?? Kau…”

“arrghh!!! Brengsek!!! Kenapa kau ini hah?? Aku ingin kau melihat kematian orang tercintamu itu bajingan!!!!” Kulihat Kai begitu kesal. Ia mencoba mendekat, namun aku segera mengacungkan pistolku ke arahnya. Ia akhirnya menghentikan langkahnya setelah melihat reaksiku.

Kazuki menyunggingkan senyumnya yang seolah tanpa dosa. “ternyata Reita sangat mencintaimu Ruki. Ia mencintaimu melebihi dirinya sendiri.”

“diam kau brengsek!!!! Aku tak percaya dengan semua kata-katamu!!!”

“kau yakin tak mau mendengar kata-kataku? Reita menjadi seperti ini karenamu Ruki, ia rela menjadi anak buah Aoi, hanya untuk mendapatkan uang. Uang untuk pengobatanmu.”

“lalu kenapa ia bersikap seolah membenciku??”

“tentu saja karena ia ingin melindungimu, ia tentu tak ingin kau menjadi incaran musuhnya, dan yah... kurasa ia pasti tak menginginkan hari ini terjadi..”

Kata-kata Kazuki semakin menyesakan dadaku. Aku kembali mengalihkan pandanganku pada Reita. ia tampak tersenyum, entah bagaimana dia masih bisa tersenyum dalam sekaratnya.

“ma..afkan aku.. aku…” ia berusaha berbicara walau dengan terbata-bata. aku mengusap lembut pipinya dengan tanganku yang berlumuran darah.

“cukup.. cukup ..jangan bicara lagi!! Aku mencintaimu Rei.. aku yang harus minta maaf.. aku terlalu bodoh…jangan tinggalkan aku Rei…kumohon…” Aku menangis terisak-isak sambil memeluk tubuh Reita erat. Kupandangi wajahnya yang basah oleh air mataku darahnya. Ia tersenyum untuk yang terakhir kalinya, dan mulai menutup matanya. Ia telah melepas nafas terakhirnya dalam pangkuanku. kurasakan hangat tubuhnya mulai terganti oleh kebekuan.

Last flicker of hope, Dies in me. Here my story ends…

Angin laut menerpa wajahku yang basah. Aku masih terpaku saat menyadari satu-satunya alasan untukku tetap hidup kini telah pergi. Orang yang paling berarti bagiku, satu-satunya harapanku. Ia sudah mati. aku mencintainya,dan tak lagi mengingkari perasaanku. karena kebodohanku semua ini terjadi. menjadi diri sendiri memang lebih baik, tak seharusnya aku terbujuk kata-kata mereka. masochist lebih baik daripada aku harus menyiksa orang yang aku cintai. aku memang menyukai rasa sakit, tapi bukan rasa sakit yang seperti ini. aku membunuh Reita dengan tanganku sendiri. aku menyesal, walau aku tau penyesalan ini tak akan membawa ReitaKu kembali. aku memejamkan mataku, menghadirkan senyum Reita yang selalu kurindukan. 

Aku membuka kedua mataku dan menatap tajam pada dua orang yang berdiri di hadapanku. Kai, ia yang merenggut nyawa Reita, hanya tersenyum dingin, sementara Kazuki ia terlihat sedikit iba melihat keadaanku yang hancur.

Aku masih menggenggam pistol pemberian Kai. Aku menyeringai dan menatap mata mereka bergantian. Seolah tau isi pikiranku, Kai segera melangkah mundur, dan mengacungkan pitsolnya ke arahku. Aku semakin menyeringai lebar.

Aku menekan pelatuk pistol di genggamanku. Bunyinya yang cukup nyaring membuatku sedikit terkejut, dan memejamkan mataku. Saat kubuka mata, Reita menyambutku dengan senyumnya. Aku meraih kedua tangannya yang terbuka. Lalu ia memeluk tubuhku erat. Aku kembali merasakan hangat tubuh Reita,hangat dekapannya yang menenangkan aku. tak ada yang akan memisahkanku lagi sekarang.

Sesaat kemudian aku mengalihkan pandanganku. jasadku dan jasad Reita yang terbaring berdampingan terpantul ke dalam mataku.  Darah segar masih mengalir deras dari sebuah lubang di kepalaku. Mengalir merambati sebuah pistol yang masih dalam genggamanku. pistol pemberian Kai yang baru saja melepaskan jiwa dari ragaku.

~Owari~




yoosshh....selesai juga akhirnya.. walau dengan ending yang aneh dan gak mutu ini. abisnya saya benar-benar ingin mengabiskan (?) cerita ini secepatnya. 
maka dengan berakhirnya fic ini, saya menyatakan Hiatus untuk sementara sampai jangka waktu yang belum ditentukan. (_--)a dan menurut saya ni happy ending loh.. :D *nyengir ala kai tanpa dosa*
thx for reading, and commet.. be a good reader,be a good criticus.. ^^d
and sanks bor yor suppowat (?) *ngomong inggris ala shou

Tidak ada komentar:

Posting Komentar