Duality of mind

Minggu, 29 Juli 2012

Golden Bomber Live feat Leda[ex-Deluhi]

yo~ minna..
saya mau cerita hasil tangkapan(??) beberapa hari yg lalu. iyak sambil nunggu sahur, saya muterin(?) yutub sama gugel, berburu bishie baru *jduaag*

dan yang saya dapatkan adalah... *tarik napas*
livenya band paling sableng sejagad jrocker, Golden Bomber. yang bikin saya seneng setengah idup. tu karena ada Leda di livenya.. Leda?? iya Leda.. once again, Ledaaaa.... XDDD

kenapa tu bocah bisa nyangkut disitu. dunno, dont ask me minna, karena saya juga ga tau.
tapi ya emang sih~ bocah GolBom sama deluhi pan deket, terbukti dari beberapa piku sablengnya mereka bareng bocah Deluhi.

ga cuma Leda, ada Shuse di part bass n' Shuji Janne da arc di part drum.
saya ga tau ni video udah lama atau belom, atau udah pada tau atau belom..
keren banget pokoknyaaaa.... sassugaaaaaa.... cekidott..







ahahaah~ sumpah ini keren banget... jarang loh saya bilang live golden bomber itu keren XD
apalagi ada Ledanya.. tapi ya teuteup, ada sedikit adegan-adegan konyol khas Golden Bomber.
pokoknya menghibur banget dah ini, mana Leda kliatan sumringah bener disitu.
ya maybe dia merindukan saat-saat live di atas panggung bareng juri.


yasu~ aye cuma mau nyepam begonoan doank, sekalian menuhin entri. XD

Shinji Ai deshita~ baibai *tebar2 mawar*

Jumat, 13 Juli 2012

Last Word [Alice Nine Fanfic]


Title : Last Word
Author : Shinji Ai
Rating : PG-15
Genre : Romance, Angst, Tragedy, AU, Yaoi/MxM/Sho-ai
Fandom : Alice Nine
Pair : Tora x Shou, Saga x Shou
Disclaimer : bocah alice nine milik orang tuanya masing-masing *garela nyebut PSco lol* but storyline is mine!

A/n : warn bwt pembaca ilegal(?)anda ga akan menemukan pair ToSa disini, karena author penganut SaShou n ToShou ^^v jadi yg ga bisa menerima pair diatas atau mbayangin Saga seorang seme, silahkan tinggalkan tempat ini(??) dengan hormat
critics are wellcome, but dont flame n' steal my storyline! or I'll send u to hell!!


][ = ][ = ][ = ][ = ][ = ][ = ][


“apa kau tak tahu bagaimana aku berpikir tentangmu, shou?”

Tora membelai lembut sisi wajah Shou yang tampak tertidur tenang. tak ada sinar dingin yang biasa terpancar dari tatapan mata Tora, yang ada hanya tatapan sayu, hampa, dan segores luka yang tersirat. tak akan ada yang mengerti betapa hancur perasaannya saat ini. merasa tidak berguna ketika melihat seseorang yang begitu disayanginya menderita dan tak berdaya tanpa ada sesuatu yang bisa ia lakukan.

“shou… sudah kukatakan padamu ribuan kali, tinggalkan laki-laki tak berguna itu. ia hanya bisa membuatmu menangis dan menderita sampai seperti ini..”

suaranya yang berbisik parau nyaris tak terdengar. ia tak pernah merasa sehancur ini sebelumnya, tidak sebelum mengenal Shou. seseorang yang mengajarkannya bagaimana berbagi rasa kepada orang lain. seseorang yang mengajarkannya tersenyum, berbagi derai tawa, dan mungkin berbagi perasaan. hal terakhir adalah hal yang Shou ajarkan padanya tanpa disadari oleh Shou sendiri.

"aku tak pernah lelah menjadi sandaranmu, Shou. aku hanya—tak bisa terus melihatmu menangis, karena aku..."

Tora berusaha melepaskan semua isi hatinya, sesuatu yang tak pernah bisa ia lakukan jika mata manik Shou beradu pandang dengan matanya. Mata itu selalu menelusup dalam pandangannya dan mencoba mencari tahu sesuatu yang tersembunyi di balik tatapan kukuh seorang Tora. namun dengan rapat Tora menyelimuti perasaannya sendiri, membangun dinding tak terlihat yang menyembunyikan luka dan warna hatinya. ia hanya tak ingin menjatuhkan Shou dalam keadaan yang membuatnya bimbang. berada cukup dekat dengan Shou, membuatnya tersenyum dan menemaninya tanpa lelah, terasa sudah lebih dari cukup. walau Shou selalu datang dengan berurai air mata dan segala keluh kesahnya tentang Saga. Laki-laki yang amat dicintai Shou, kebahagiaan sekaligus penderitaannya.  

jemari Shou yang bergerak menyentakkan Tora dari lamunannya. kelopak mata Shou bergerak, dan perlahan membuka. menunjukan kembali sinar matanya yang lemah. Tora menunggu dengan jantung yang berdegup keras sampai Shou benar-benar mendapat kesadaran sepenuhnya. menuggu reaksi laki-laki itu ketika mendapati keadaan dirinya yang sudah tak seperti semula, dan Tora benci saat-saat seperti ini.

“kau sudah sadar, Shou?”

“Tora…” Shou menggerakkan bola matanya, “Tora kenapa gelap sekali?!”

Tora menggenggam tangan Shou erat-erat, “Shou tenangkan dirimu..”

 “Tora kenapa?! apa yang—“

Tora segera bangkit dan memeluk Shou dengan erat. berusaha menenangkan laki-laki itu dalam dekapannya. “kecelakaan itu— kau..”

walau Tora tak mengakhiri kalimatnya, namun sudah cukup bagi Shou untuk mengerti apa yang terjadi dengan dirinya. benak Shou menyeret ingatannya pada kecelakaan yang menimpa dirinya, saat ia sedang berlari menghindari Saga. Mengingat kejadian itu, Shou semakin panik dan berontak dalam dekapan Tora.

“TIDAK!! tidak mungkin!! Tora beritahu aku!! ini mimpi ‘kan? aku hanya bermimpi Tora..”

Tora semakin mengeratkan dekapannya, masih berusaha menenangkan Shou. pada akhirnya laki-laki itu memang pasrah dan hanya terisak dalam dekapan Tora. Shou menyandarkan kepalanya di bahu Tora, menangis sejadi-jadinya meluapkan rasa sesak dan kesulitannya menerima keadaan. ia tak bisa membayangakan menghabiskan seumur hidupnya dalam kegelapan.

“aku buta, Toraaa..” Shou terisak lirih dalam dekapannya. “aku tak bisa melihat.. ak—aku cacat!!” semakin deras air mata Shou yang mengalir di bahu Tora. sementara ia sendiri tetap diam, menahan rasa sakit lebih dari yang Shou rasakan. sejujurnya ia tak pernah bisa melihat Shou menderita, namun sekarang ia harus melihat Shou dalam titik terendah hidupnya. merasa sangat tidak berguna dan rasanya pun ia tak pantas mencintai Shou.

ia tahu tak akan ada kata apapun yang bisa membuat Shou lebih baik saat ini.  ia hanya melakukan apa yang ia bisa. berusaha menyampaikan perasaannya bukan dengan kata-kata. membelai lembut rambut keemasan Shou dengan segenap perasaan sayang, memberitahunya lewat sentuhan, jika ia ada disampingnya. ia akan melindungi dan menjaga Shou, melindungi laki-laki itu walau bagaimanapun keadaannya.

“Saga pasti akan meninggalkan aku…  dengan keadaanku yang seperti ini..” jemari Shou mencengkeram erat pakaian Tora. rasa takut Shou menjalar begitu hebat dalam hati Tora, menenggelamkannya semakin dalam di pusaran luka yang akan pernah terobati. “Tora..tolong aku..hiks..aku—tidak ingin kehilangan.. Saga..”

orang yang begitu dicintainya terus menerus memanggil nama Saga di sela isak tangis dalam dekapannya. walau dalam pelukannya, Tora berada dalam jarak yang begitu jauh dari hati Shou. hancur perasaannya tak akan pernah bisa terukur walau diselami sedalam apapun. Tora memejamkan matanya, menahan luka yang semakin dalam dan mengalir lewat sebulir air mata yang menetes jatuh tanpa bisa ia bendung. tak kuasa terus menahan luka hingga ia menjatuhkan air mata tanpa terisak. ia telah mengetahui dengan jelas, dirinya tak lebih dari sekedar sahabat di mata Shou. sekedar tempat bersandar dan menangis ketika laki-laki itu tersakiti oleh orang lain. selamanya akan seperti itu, selamanya hanya ada Saga dalam hati dan pikiran Shou.

Tora melepaskan dekapannya, memandangi wajah pucat Shou yang basah oleh air matanya sendiri. dengan lembut Tora mengusap kedua pipi shou dengan jemarinya. menyampaikan perasaan tersiratnya melalui ujung jemarinya di wajah Shou. menghapus air mata laki-laki itu, membawanya dalam perasaan damai. menyampaikan padanya, jika ia tak akan pernah sendiri walau dalam gelap sekalipun. Shou tertegun, merasakan sebuah perasaan hangat yang mengalir dari jemari Tora yang seolah merangkulnya dari ketakukan akan gelap,dan membawanya pada sebuah cahaya dimana ia tak akan merasa sendiri.

dalam gelap Shou hanya bisa mendengar dan merasakan kehadiran Tora di dekatnya. tangannya menggapai udara, meraih bahu Tora dan kemudian menggenggam tangan seseorang yang dianggapnya sahabat itu.

"akan kubawa cahaya untukmu, Shou. akan kubawakan kebahagiaan untukmu. berjanjilah satu hal padaku, berbahagialah..."

Tora memberi penekanan pada kata terakhirnya, sebelum meninggalkan Shou sendiri dalam ruang perawatan itu.
Shou tak dapat melihat bagaimana raut wajah Tora saat berkata seperti itu padanya, walau sebenarnya ia ingin. ia hanya bisa mendengar kalimat demi kalimat yang terekam dalam pendengarannya, dan kata terakhir Tora yang terucap seperti doa untuknya.

= ][ = ][ = ][ = Last Word = ][ = ][ = ][ =

—Saga POV—

~~Flashback~~

aku benar benar terkejut saat ekor mataku mendapati sosok Shou yang sedang melihatku dengan matanya yang basah. ia begitu terpukul melihatku bersama gadis murahan yang sedang dalam dekapanku!

ck! sial!

bukan maksudku, aku hanya terbawa suasana, terlebih kesadaranku sudah tidak seratus persen akibat terlalu banyak minum. sulit sekali membuatnya percaya jika aku ini mencintainya. aku ingin dia tak perlu khawatirkan tentang aku, bagaimanapun aku dan sikapku, yang terpenting adalah aku mencintainya! aku ingin dia mengerti tanpa harus selalu kujelaskan berulang kali.

aku mencengkeram erat tanganya, ketika aku berhasil mengejarnya. kutarik tangannya dengan kasar lalu kutatap matanya yang tampak antara ketakutan, kecewa dan marah melihatku.

"sa—sakit saga!! lepaskan!"

"tidak! apa yang kau lakukan disini hah?!! memata-mataiku?!" air mata Shou mengalir semakin deras. entah kenapa aku justru bicara seperti itu padanya, lebih mengeluarkan emosiku daripada berusaha menenangkannya. "harus berapa kali kukatakan, aku mencintaimu Shou!" 

"cukup!!" nada suara Shou terdengar meninggi, dan tatapannya seolah menantangku. "kau selalu bicara seperti itu, namun dari sikapmu tak pernah aku rasa kau mencintaiku! aku bukan bonekamu, Saga!"

aku tertegun, baru kali ini Shou berani berbicara seperti itu padaku.

"berhentilah bicara soal perasaanmu!! apa tak pernah sekalipun kau berpikir tentang aku, Saga?!"

"DIAM!! jangan pojokan aku dengan pertanyaan konyolmu!"

mata Shou semakin terbelalak mendengar kata-kataku tadi. ia kemudian melepas cengkeraman tanganku dengan kasar, dan kemudian berlari meninggalkan aku. ah~ sial! aku terlalu mabuk untuk bicara padanya saat ini!
aku mengejarnya, berusaha mencarinya di antara kerumunan orang-orang di sepanjang jalan. terus mencarinya sampai terdengar suara decit mobil yang direm mendadak, dan suara sesuatu yang menghantam jalan dengan keras. dengan panik aku berlari ke arah suara, dan orang-orang yang menyemut, melingkar di perempatan jalan.

"Shou!!" pekikku panik, melihat Shou yang tergeletak dengan wajah yang penuh oleh darah. namun saat aku berusaha mendekat seseorang mendorongku menjauh.

"jangan dekati dia! kau tak pantas menyentuhnya!"

aku terpana, sosok itu memandangku dengan tatapan amat menusuk. laki-laki itu kemudian menggendong tubuh Shou, dan membawanya masuk ke dalam ambulans yang tiba tak lama kemudian. aku hanya tertegun menyaksikan itu semua.

bukankah harusnya aku yang melakukan semua itu?

aku hanya diam melihat semua itu berlalu di depan mataku?

orang brengsek macam apa, aku ini?

~~~Flashback end~~~


aku tersentak bangun ketika kudengar pintu apartemenku diketuk dengan kasar. mimpi yang baru saja kualami rasanya benar-benar menyakitkan. ahh—itu bukan mimpi. itu nyata, kejadian dua malam lalu saat terakhir kali aku melihat Shou dengan keadaan yang tidak seharusnya. sampai detik ini aku belum melihat lagi sosoknya, aku bahkan tak tahu dia dimana.

aku mengacak rambutku frustasi. sial! kau membuatku khawatir Shou! aku benar-benar merasa takut. aku takut kehilangannya, aku takut tak bisa lagi menyentuhnya seperti hari-hari lalu. sungguh, aku menyesal. aku berjanji akan memperbaiki semua kesalahanku padanya jika aku diberi kesempatan.

suara pintu yang kembali diketuk menyadarkanku untuk yang kedua kalinya. dengan malas aku membuka pintu. sosok yang waktu itu sempat melarangku mendekati Shou, kini berdiri di ambang pintu. menatapku dengan, sinis?

"dimana Shou?!" pertanyaanku meluncur begitu saja, saat ini hanya ada Shou di kepalaku. tak peduli siapa orang asing ini.

"kau tak akan merasa sosoknya berharga sampai kau kehilangan orang yang kau sayangi"

aku menautkan kedua alisku, nada bicaranya terdengar sangat tidak menyenangkan "apa maksudmu?! Shou!! apa yang terjadi dengannya?!!"

ia tak menjawab, ia justru membuang pandangannya dengan tatapan yang—ahh, aku benci melihatnya. seketika aku jatuh terduduk. rasanya aku sudah tak sanggup menopang tubuhku. sial! aku yang telah aku lakukan? aku bahkan tak sempat meminta maaf padanya. yang aku lakukan selama ini hanya menyakitinya, dan ia jadi seperti ini karena kebodohanku! ada sesuatu yang seolah terenggut dari dalam diriku, menyisakan rasa sesak yang luar biasa. Shou...

"berjanjilah padaku, kau akan membahagiakannya!"

aku mendongak, memperhatikannya dengan tatapan bingung, "apa maksudmu?!"

—end Saga POV—

= ][ = ][ = ][ = Last Word = ][ = ][ = ][ =

Three days later

dengan hati-hati perawat membuka lilitan perban yang melingkari kepala Shou. setelah itu ia mengambil kedua kapas yang menempel di bagian mata Shou. dokter Sakai membisikan sesuatu di telinga Shou, menyuruhnya membuka kedua matanya perlahan. Shou memekik kecil saat ia mencoba membuka matanya. butuh waktu cukup lama untuk Shou menyesuaikan diri dengan cahaya. setelah beberapa menit, ia berhasil melihat sekelilingnya dengan sempurna. ia kembali melihat cahaya setelah sempat terpuruk jatuh dalam kegelapan tanpa ujung.

hari-hari itu terasa seperti mimpi buruk baginya, dan sekarang ia sudah terbangun. ia kembali dapat melihat cahaya dan paduan kombinasi warna yang terangkai jadi sebuah pemandangan yang baginya terasa begitu indah. Shou  memperhatikan seisi ruangan serba putih itu dan dilihatnya  sosok Saga yang tersenyum padanya dari sudut ruangan. senyum tulus yang sudah sejak lama tak pernah dilihatnya dari Saga. laki-laki itu kemudian mendekat dan memeluknya dengan erat.

"maafkan aku, Shou. maafkan aku"

"sa—saga"

Shou balas mendekap tubuh Saga. meresapi dekap hangat tubuh Saga dan merasakan kelembutan sikapnya yang lama menghilang. tak ada yang lebih membahagiakan saat Saga yang ia cintai telah kembali. rasanya kebahagiaannya telah lengkap saat ini,

"akan kubawa cahaya untukmu, Shou. akan kubawakan kebahagiaan untukmu. berjanjilah satu hal padaku, berbahagialah..."

suara itu bergema tiba-tiba dalam kepalanya. suara seseorang yang telah menepati janji untuk membawakan kebahagiaan untuknya, mengembalikan cahayai dalam dirinya. namun ia tak ada disana.

"Tora.. di mana Tora?!"

Saga terdiam mendengar pertanyaan Shou. sinar mata Saga sulit dibaca oleh Shou saat itu, membuat Shou semakin bertanya-tanya. Saga menghela nafas berat, merasa amat sangat bodoh dan rendah jika mengingat sosok Tora. senyum getir tampak menghiasi wajah Saga kemudian.

"ia mencintaimu Shou, dengan cara yang sangat luar biasa." Saga menatap mata Shou, menatapnya dengan tatapan yang tak mampu dimengerti oleh Shou. "Tora— dia memilih menjagamu dengan caranya sendiri."

"apa maksudmu Saga?!"

"malam lalu pihak rumah sakit menemukan jasadnya bersama sebuah surat yang mewasiatkan matanya, untukmu.." Saga kembali menatap mata Shou, mendapati bayangan diri Tora di balik mata jernihnya. "ia mengorbankan dirinya untukmu, Shou.."

= ][ = ][ = ][ = OWARI = ][ = ][ = ][ =


yak~ mulai darisini saya umumkan secara official(??) saya hiatus, minna san m(_ _)m
dan bener-bener hiatus setelah nyelesain fic saya yg judulnya NDR lol~
pokoknya sekembalinya dari hiatus, saya bakal rilis(?) fic sekuel dari 'Last Word' ini sama rilis FF reituki yg udah berkarat dalam damai di folder leptop [lol again]

sa~ gimana ceritanya? aneh dan gaje sangat pasti..
terlalu banyak kegaringan akhir2 ini di FF saya DX
ya setidaknya ini hepi ending(?) *gitar tora melayang*
silahkan tinggalkan kritik, koreksi, komentar, recehan juga boleh *ctak

Jalan-jalan saya di Jakarta little Tokyo Ennichisai 2012

yo, minna san..

saya mau curhat acara jalan-jalan saya di Ennichisai kemaren. \(^0^)/ ini curhat loh ya, bukan live report.. xD
ini event yg paling saya tunggu-tunggu, dan akhirnya saya berkesempatan datang dua hari berturut-turut. tahun ini ga beda jauh sama tahun kemaren.

hari pertama saya datang agak sore, karena siangnya ada urusan bisnis. saya sampai disana sekitar jam 4an deh. pas sore itu saya datang ruameeee bangaaat...

tau rame apaan? rame fansnya JKT48 XD buat yg biasa datang ke event di jakarta terutama, dan ada JKT48 sebagai guest star, pasti udah ga asing sama mereka. mereka fans yg solid dan kompak selalu ada dimana-mana.. hiksu~ keren pokoknya XDd 

sore itu saya langsung ngacir ke belakang, eh belakang atau depan ya itu. ah tau deh saya ga pernah bisa bedain depan sama belakangnya mall itu =.=)a pokoknya yang nampilin kesenian tradisionalnya itulah. abis yg di panggung utama itu penuh banget, saya ga biasa di tempat rame sebenernya TuT
abis liat-liat saya mutusin buat ke supermarket di dalam mall, beli minum abis itu saya mau pulang. karena saya ke sananya tu sendirian. ga asik banget kan jalan sendiri =__=
abis beli minuman saya ke panggung utama, karena pulangnya emang lewat situ. saya liat-liat sebentar cosplay yg lagi tampil, dan sumpeeeh,,, dewa banget dah tu kostum-kostumnya. keren!! >0<)d
maap gada foto, kamera hempon saya cacat klo malem(?) nah saking keasikan liat cosplay, saya kejebak dan ga bisa kluar karena lama-lama makin padet tu disana. tapi ternyata terjebaknya saya di sana itu merupakan sebuah anugrah X'D saya justru ketemu sama oujisama.. kyaa..
ok, skip bagian ini.. ini secret lol
pokoknya saya ada disana sampe JKT48 selese manggung. =__=d


hari kedua
saya datang sama imouto saya :D saya juga ketemuan sama admin fanbase, karena beberapa hari sebelumnya ada admin fanbase lain ada yg ngajakin ketemu, dan saya juga ikut serta karena saya emang salah satu admin fanbase. saya admin fanbase apa? secret.. *digeplak*

yg saya suka klo di ennichisai itu banyak orang jepangnya asli~ dan disana banyak nampilin kebudayaan tradisionalnya. pokoknya saya berasa ada di jepang beneran pas disana kemaren itu. yah~ anggap aja langkah kecil sebelum saya beneran menjejakan kaki saya di Tokyo! \(^0^)/
liat kesenian tradisional mereka entah kenapa bikin saya semangat, keren, sassuga pokoknya dah..





ada yg lucu waktu adik saya ngambil foto ini. ini foto, adik saya yg ngambil, karena saya sibuk megangin takoyaki XD trus ga lama adik saya bilang "eh, anak yg itu ngeliatin takoyaki elu noh.. kesian tu, mupeng banget keknya" abis itu saya susah payah nahan ketawa, karena emang tu bocah beneran ngeliatin takoyaki saya XDa



tangan saya dan imouto.. tebak yg mana saya, yg mana imouto saya? xD



ada yang kenal sama mereka? payah pisan klo ngaku cosplayer tapi ga kenal mereka.. lol



ada yg cosplay mamih sama papih.. *terharu* tahun lalu ada yg cosu Teru juga, tapi keknya tahun ini ga nongol dia ._.)




kawaaiiiii... //w//)




































ituuu... ituuu... saya pengen borong rasanya klo okane mencukupi TaT

nah, kek yg saya bilang tadi, saya lebih sering di belakang itu, bukan yg didepan. saya lebih suka mantengin kesenian tradisional mereka. dan lagi bandnya gada yg menarik minat saya *plakk* dah gitu saya ga seberapa tertarik sama cosplayer, kacuali dia cosplay band viskei *dhuag*

oke~ segitu aja curhatnya.. hari minggu nanti saya bakal ke GJUI, ayee~ *keprok2*
tunggu saja bacotan saya selanjutnya.. jaa ne~ *tebar2 bunga kamboja*



Satsuki, 俺の天使!he know how to make me feel better!!

saya lagi dengerin hybrid truth pas lagi nulis ini(?) ok, itu gapenting. dan sebenernya entri pertama di bulan ini lebih ga penting lagi. karena ini isinya cuma curhat.. lol

beberapa hari ini, karena suatu urusan yg amat sangat penting sekaligus menyebalkan saya harus bolak balik rumah sakit~ lol  honestly I hate hospital~ *tos sama byo* and on monday morning I must to go back there, Oh God help me pls..

hari ini pagi-pagi saya udah males aja bawaannya, karena saya pikir bakal jadi hari yg merepotkan. akhirnya sambil mengusir bosan sebelum beraktifitas(?) saya buka twitter. abis itu saya liat si jeng Satsuki my angel ngetwit di pagi hari. ah~ rasanya liat twit dia pagi-pagi itu sedikit memberi saya semangat. apalagi twitnya begitu.. //w//)







oke, abaikan aja soal hujannya.. yg bikin saya semangat itu kata-kata have a good day'nya. simpel tapi begitu ngena waktu satsuki yg bilang gitu.. w w w~ abis itu saya mention lah tu jeng Satsu..








saya cuma iseng aja mention gitu. abis itu saya offline, dan baru sempet buka twiter via hape jam 2an. dan saya ngejerit, waktu liat mention saya dibales... kyaaaaaa~~~ saya heboh dewekan, untung ga ada yg liat.. wkakaka.. XDD







hikssuu... dia bales mention saya pemirsaah... XD XD *gelundungan di koridor RS*
dan itu membuat saya 200% ngerasa lebih baik.. ya Tuhan, malaikat pengantar tidurku ini baek bener,.. ga kek Juki noh yg pelit! mention awo doank yg diperhatiin =3=) abis itu saya intip TLnya, keknya dia cuma bales punya saya.. >///< lagian ga mungkin toh klo cuma saya yg mention dia waktu itu kan.. dah gitu jeda waktunya lumayan lama dari saya mention ampe dia bales.. awh~ whatevah yg penting aye makin cinta sama jeng satsu~~

atau jangan-jangan dia bales mention saya gara2 ava twitter saya ya?? ada yg nyadar, ava siapa tu yg saya pake?? yaaap.. tepat sekali, itu pikunya satsuki tapi waktu masih di ReS. XDD

tapi pas mention itu saya jujur sama sekali ga ngeh soal ava piku saya XDa yah.. kek yg udah-udah nih ya, klo saya mention jrocker cuma iseng pasti dibales. tapi giliran saya niatin, pengen dibales, ditunggu ampe kering ga dibales-bales noh.. =___=)

next entri, saya akan cerita jalan-jalan saya di ennichisai kemaren..
bai..bai.. *tebar2 mawar*