Duality of mind

Senin, 10 Januari 2011

The Gazette fanfic 'My Immortal'

title: my immortal
author: axel
genre: romance 
pairing: aoi x uruha. uruha x kai
note: don't like don't read.. gara2 inget seseorang jadi kaya gini.. TwT



*****************
uruha tak kuat lagi menahan air matanya. bulir2 indah bagai kristal itu membasahi pipinya. di taman ini,sepuluh tahun yang lalu seseorang sudah berhasil meraih hatinya. dan kini orang lain datang melakukan hal yang sama,mencoba meraih hatinya.
di salah satu pohon, di sudut taman itu, uruha mengubur sebuah janji bersama teman kecilnya, yang kemudian menjadi belahan jiwanya. bayangan masa2 itu tiba2 menyeruak di dalam otaknya, memutar tiap detik saat ia mengubur sebuah janji yang di tulisnya di atas sebuah perkamen bersama aoi. saat umur mereka 13 tahun.


"hei shima...apa yang kau tulis? aku ingin melihatnya.." aoi merebut perkamen di tangan uruha. 
"jangan..kau tidak boleh melihatnya aoi..." uruha menyembunyikan perkamen miliknya di belakang badannya.
"tapi aku ingin tahu...ayolah berikan padaku..." aoi masih mencoba mengambil perkamen milik uruha. 
" tadi kau bilang, kita baru boleh saling bertukar perkamen ini saat sesuatu yg kita tulis di dalamnya telah terwujud.. kau mengingkari kata2mu aoi..." uruha menunduk, ia mulai menyerah,namun masih tetap mempertahankan perkamennya. 
"shima...maafkan aku..tapi ini kan hanya perkamen, apa salahnya kalau kita membacanya sekarang? mungkin saja itu bisa menjadi motivasi kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan nanti.."
uruha masih menunduk, menyembunyikan wajahnya. aoi menarik nafas panjang.
" baiklah..kau boleh membaca punyaku terlebih dahulu.." aoi menyerahkan perkamen miliknya kepada uruha.
uruha mulai mengangkat wajahnya, .. . .
"tapi...kau jangan menertawakan impianku aoi.." wajah uruha memerah.
"tidak akan.." aoi tersenyum dan menyerahkan perkamennya pada uruha. senyum yang mampu membuat uruha tenang dan merasa damai.
"............."
"dokter??? kenapa kau ingin menjadi dokter aoi?" tanya uruha pada aoi.
" agar aku bisa merawatmu saat sakit shima..aku lihat kau sering sakit."
aoi mengelus pipi uruha, membuat wajah uruha memerah antara senang dan malu. uruha memang memendam perasaan pada aoi, aoi lebih dari seorang kakak baginya. namun uruha tak pernah berniat memberitahu perasaannya. ia takut jika aoi mengetahuinya, aoi akan pergi meninggalkannya. uruha takut aoi tak bisa menerima perasaannya. karena aoi juga laki2, sama seperti dirinya. mungkin kebersamaan mereka sejak kecil yang membuat uruha mempunyai perasaan lebih pada aoi. uruha terlalu sibuk dengan pikiran2nya sendiri, sehingga ia tidak pernah menyadarinya. uruha tidak pernah menyadari perhatian aoi yg lebih padanya. aoi selalu mengkhawatirkan keadaan uruha. sejak kecil uruha sering sakit, kondisi fisik uruha agak lemah. akibat pengaruh ibunya yang sering mabuk saat mengandung uruha. aoi ingin bisa mengobati uruha saat uruha sakit, ia ingin bisa mengurangi beban uruha.
"kau ingin menjadi dokter agar bisa merawatku? apa benar yang kau katakan itu aoi?" uruha menatap mata aoi.
" tentu saja..sekarang aku boleh membaca milikmu kan?" aoi hanya menjawab datar pertanyaan uruha. 
uruha hanya mengganguk malu. jantungnya berpacu lebih cepat,ia sangat takut melihat reaksi aoi nanti setelah membaca impiannya. mata aoi membulat sempurna saat membaca tulisan uruha di perkamen itu.
"shima...kau.." aoi tak mampu melanjutkan kata2nya.
"maafkan aku...aoi...aku..itu hanya..." uruha mulai gugup
"hanya apa?" aoi menegaskan suaranya.
"itu hanya main2. aku tidak serius..aku hanya bingung harus menulis apa." uruha berusaha menyembunyikan wajahnya.
"aku kira ini serius..." aoi menarik nafas panjang,dan kemudian menatap langit. 
"jika ini semua bukan main2 aku pasti sangat bahagia..." aoi melanjutkan kata2nya, sementara pandangannya tetap ke arah langit. uruha mulai menatap aoi, seakan tidak percaya dengan apa yang aoi katakan.
"aoi kau...." uruha tak meneruskan kata2nya, karena saat itu aoi langsung bangun dari duduknya, dan mulai melangkah pergi meninggalkan uruha. beberapa langkah kemudian aoi berdiri membelakangi uruha..
"maafkan aku shima..lupakan saja yang aku katakan tadi." aoi berbicara tanpa memandang wajah uruha sedikitpun. 
setelah itu aoi mulai melangkah pergi.
" apa2an kau ini???!!! teganya kau mempermainkan perasaanku..!! kau pikir apa rasanya setelah semua yang kau katakan lalu tiba2 kau bilang LUPAKAN SAJA..!! kau pikir semudah itu..bodoh..!! aku menyukaimu aoi... aku sangat menyukaimu...tapi kau..."
uruha tak sanggup berbicara lagi,hatinya hancur. ia kecewa pada aoi. melihat melihat uruha menangis aoi pun langsung menghampirinya. uruha mlihat bayangan aoi mendekat padanya. saat uruha mengangkat wajahnya, aoi sudah ada di depannya, memeluknya dengan hangat dan mencium lembut bibirnya sementara ia hanya terdiam. sesaat kemudian uruha mulai merasa tenang, ia memeluk aoi, mendekapnya dengan erat seakan tak ingin kehilangan walau hanya satu kedipan mata. 

********************************
kai menatap uruha yang berdiri mematung memandangi sebuah pohon di sudut taman itu. setelah kai mengutarakan perasaanya, uruha tampak murung. mungkin sebuah kesalahan ia mengungkapkan isi hatinya pada uruha. jika membuat uruha jadi seperti ini, tak akan pernah kai mengungkapkan perasaanya. setahun belakangan kai berusaha mengembalikan senyum uruha, namun kini dia sendiri yang tanpa sengaja menghapus senyum indah di wajah uruha.
" aku tak bermaksud menyakitimu...uruha.." kai meraih tangan uruha, menggenggamnya erat. sementara uruha masih menatap kosong.tiba2 air mata uruha jatuh menetes di tangan kai. 
"aku yang seharusnya minta maaf padamu...maafkan aku kai.." kai merasa tak mengerti dengan apa yang uruha bcarakan.
"kenapa kau meminta maaf? aku bisa terima semua jika memang kau tidak menyukaiku. aku tak akan memaksamu.."
kai tersenyum walaupun sangat berbeda dengan perasaan hatinya yang sebenarnya. 
"kalau saja aku tak mendekatimu, kau tak akan seperti ini. maaf telah membuatmu jadi pelarianku." 
kai menatap wajah uruha lembut, dan menggenggam tangannya untuk meyakinkan uruha bahwa ia baik2 saja.
"aku tak merasa seperti itu...aku memang menyukaimu uruha...aku tau hanya aoi yang ada di hatimu." uruha tak kuat menahan perasaanya. ia memeluk kai erat. menumpahkan segala perasaanya di pelukan kai yang hangat.
"antarkan aku ke tempat aoi..." uruha berbisik di tengah tangisnya. kai akhirnya mengantarkan uruha ke tampat aoi.

*******************

"kau itu bodoh aoi...sejak dulu selalu begitu...karenamu seseorang telah aku lukai hatinya..."
uruha menangis terisak-isak di depan makam aoi. sementara kai hanya menunduk, menatap makam sahabatnya yang meninggal setahun lalu akibat kecelakaan. tepat di hari dia akan mendapat gelar dokter aoi meninggal. uruha sangat merasa kehilangan, baginya hidup tanpa aoi sama dengan mati. namun kai selalu ada di sampingnya, menguatkannya saat aoi pergi. kai adalah sahabat aoi. mereka bertemu saat sama2 masuk di universitas kedokteran. 

"aku mengerti, aoi tak akan pernah terganti di hatimu. dan sampai kapan pun cintaku tak akan pernah melebihi cinta aoi untukmu. namun biarkan aku menepati janjiku pada aoi. dia ingin aku menjagamu. dan aku hanya akan menjagamu uruha..menjagamu..tidak lebih.." kai menghapus air mata uruha dengan lembut. uruha pun perlahan menyandarkan kepalanya di pundak kai.
"terima kasih kai...terima kasih.." ucap uruha pelan.
 kai hanya tersenyum.

uruha...
Hajime kara wakatteta dakara kanashiku wa nai
Sukoshi zutsu sukoshi zutsu kazu wo kazoeru mitai ne

~~~~owari~~~~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar