Duality of mind

Rabu, 22 Juni 2011

MasoSadie Chap 1 -Prologue- [fanfic]


title : MasoSadie Chap 1 -Prologue- 
author : shinji ai 
rating : M
genre : angst, yaoi, little semut(?), tragedi, romance, bunuh2an, bacok2an, pancung2an,, *apasih??*
fandom : the gazette, screw, dan yang lain akan muncul ^^
pair : reituki ^^
disclaimer : para fandom milik Allah SWT, dan emaknya masing2.. XD
tapi ceritanya, MURNI milik saya.. ^^a izin klo mau repost..
NB: alur berantakan xd, typo, dan sedikit sentuhan kekejaman author.. A_A *tawa demit*
~enjoy~

~~~~~~

Aku menatap nanar ke arah tubuhmu yang terbaring lemah di bawah kakiku. Ahh, kau begitu mempesona di mataku. Kau sangat indah, dengan darah yang mengalir dari sayatan-sayatan kecil yang ku buat di seluruh tubuhmu. Dibawah tetesan shower yang menghujanimu dengan air dingin, kau meringkuk menahan sakit dan dingin. Paduan antara air dan darah yang mengalir melintasi tubuh basahmu mengalahkan indahnya pelangi setelah hujan. Kau semakin membuatku menginginkanmu. Aku berlutut tepat didepanmu yang terlihat sudah kepayahan, bahkan untuk mengambil satu tarikan nafas. Kutarik bajumu, hingga kini kau terduduk dan sejajar denganku. Kuraih dagumu dengan kasar, lalu dengan liar ku hisap dan kunikmati bibirmu yang sedikit terbuka, ku paksa masuk lidahku untuk dapat menjelajahi ruang dalam mulutmu. Aku memainkan lidahmu yang hangat dan lunak di dalam sana. Tapi kau tak meresponnya, hanya suara eranganmu yang terdengar tertahan karena bibir kita yang telah menyatu. Entah itu erangan sakit atau kau memang sedang menikmati apa yang aku lakukan. Apapun itu ku tak peduli, yang aku tahu saat ini aku hanya mencari kepuasan darimu. Kepuasan menyakitimu dan menikmatimu sampai dahaga liarku ini terpenuhi.
Mungkin kau bertanya-tanya, kenapa aku melakukan ini padamu? Kau ingin tahu? Itu karena kau…

 ~~~~

-flash back- 
Aku menghisap dalam-dalam sebatang rokok kini tersisa separuh di sela-sela jariku. Banyak orang yang tampak lalu lalang di hadapanku. Mereka masuk ke dalam sebuah Klub malam terbesar di kota ini, biasanya yang mereka yang keluar darisana selalu membawa pasangan. Yah, kau pasti mengerti maksudku. Aku tak ada kegiatan lain, selain memperhatikan mereka semua yang melintas di hadapanku. Sekaligus untuk berjaga-jaga, jika salah satu di antara mereka ada petugas polisi yang menyamar dan menggagalkan tugasku kali ini. tak lama berselang seseorang yang aku tunggu akhirnya kembali. Dari kejauhan ia tampak ersenyum pada seseorang. Kutegaskan pandanganku untuk melihat kepada siapa ia tersenyum. Setelah melambaikan tangannya, laki-laki itu berjalan semakin dekat ke arahku. Dengan sembunyi-sembunyi ia menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat padaku. Ia melakukannya sehalus mungkin, agar tak ada yang menyadari apa yang kami lakukan. Setelah menerima amplop coklat itu aku segera memasukannya ke dalam saku jas hitam yang sedang kukenakan sekarang.

Aku masih penasaran, dengan siapa tadi ia tersenyum. “apa dia temanmu?” aku bertanya padanya tanpa basa-basi. Ia tersenyum kecil menunjukan lesung pipinya, sebelum menjawab pertanyaanku.

“bukan rei, dia hanya mencoba menyapaku.”

“ck, kau ini. jangan terlalu ramah pada orang lain. Kau harus ingat pekerjaan kita, bukan pekerjaan mudah yang mengharuskan diri untuk ramah pada semua orang.” Lagi-lagi ia tersenyum padaku. Aku tak mengerti bagaimana orang yang tampak manis dihadapanku ini bisa terlihat seramah ini. siapa yang tahu kalau dia sebenarnya adalah seorang pembunuh bayaran kebanggan shiroyama yuu, pimpinan gangster kami sekaligus atasanku.
Tadi kubilang ia manis,hm.. ya ia memang cukup manis. Tapi bagiku tak ada yang lebih manis dari ruki. Ruki kekasihku yang sangat aku cintai.

“aku sudah menyampaikan pesanmu kepada byou, ia sudah menunggumu di tempat itu. Tapi sebenarnya kau ada perlu apa dengannya?” mata kai menyipit, ia tampak menunggu jawabanku.

“bukan urusanmu..” aku berlalu meninggalkannya sendiri. Sudah bisa kutebak, setelah ini ia pasti masuk ke dalam club itu dan membawa pulang satu atau dua wanita ke apatonya. Dia memang menarik, tidak seperti aku yang –menurut pandangan orang− dingin.  Lagipula itu bukan urusanku. Selama ia tak menyentuh ruki, aku tak akan peduli dengan apa yang ia lakukan, berapapun wanita yang akan ia bawa pulang, atau apalah.

~~~

Sepanjang perjalanan dari tempat aku bertemu dengannya, sampai kini tiba di apartemenku, aku tak berbicara sepatah kata pun. Kulihat Byou sudah lelah bertanya padaku yang terus membisu bagai patung. Ia pun turut diam pada akhirnya. Setelah aku membuka pintu apartemenku, byou masuk begitu saja tanpa menunggu aku sebagai pemilik rumah. Kulihat ia masuk ke dalam ruang kamar mandiku. Seulas senyum tipis mengembang di sudut bibirku. Setelah mengunci pintu, aku segera menyusulnya.

Byou tampak kaget ketika melihat bayangan diriku di cermin dalam kamar mandi. Ia segera menoleh, dan mengulang pertanyaannya yang sejak tadi tak kujawab.

“sebenarnya kau ada perlu apa denganku, rei?” kali ini aku memperlihatkan senyumku yang lebih mirip sebuah seringai padanya. Aku menunjuk ke arah cermin di hadapan byou.

“kau lihat cermin itu?”

“ada apa?” byou hanya menatap bingung pada pantulan dirinya dalam cermin.

Perlahan aku mendekatinya, memperpendek jarak antara bibirku dengan telinganya, dan membisikan sesuatu disana. “tidakkah kau melihatnya? kau tampak menjijikan byou!!!”

Sekilas mata byou menunjukan sebuah kilat. Sebelum ia sempat membalikan tubuhnya, aku mendorong kepala byou dari arah belakang hingga membentur cermin itu dan hancur berantakan. Sebuah cairan  pekat berwarna merah mengalir dari kepala byou, dan pelipisnya. Saat itu, aku seperti mendapat suatu kepuasan tersendiri. Kepuasan saat melihat wajahnya yang kini sedang meringis menahan sakit tepat di depan kakiku.

“aa…aahh..reita..apa..yang kau..hhh..” ia meringis di kakiku, memegangi kepalanya yang mungkin terasa sangat sakit, atau mungkin ia berusaha  menghentikan aliran darah yang terus melesak keluar dari sayatan dan luka-luka kecil di kepalanya. Aku tertawa ringan melihatnya seperti itu.

“kau tahu apa yang membuatmu tampak menjijikan di mataku? Karena kau telah berusaha menyentuh ruki… kau tahu kan, ruki hanya milikku!! Kau dengar byou??!! Ruki milikku!!”

Aku tak merasa puas dengan hanya melihatnya terluka seperti itu. Beberapa pecahan cermin yang berserakan ku ambil. Aku membuat sayatan-sayatan ditubuh byou dengan pecahan cermin itu. Meloloskan lebih banyak darah dari tubuh byou untuk keluar. Erangan dan rintihannya dalam sakit terdengar seperti lantunan lagu yang indah di telingaku. Aku terus melukis tubuhnya sesukaku sampai aku puas.

-flash back end-

~~~~

Bayangan saat byou berusaha menyentuh ruki kembali menyeruak dalam pikiranku. Aku segera melepaskan lidahku dan lidahnya yang entah sejak kapan saling bertaut.  Aku merasa sangat jijik dengan apa yang aku lakukan. Aku gelap mata seketika itu juga. Dengan keras, aku menghantam kepala byou untuk kedua kalinya hingga ia tak sadarkan diri. Kali ini ia benar-benar tak sadarkan diri. Mungkin sudah kehabisan tenaga, atau mungkin juga sudah mati. Aku tak peduli.

Aku meninggalkan tubuh byou yang sudah sama sekali tak bergerak di dalam sana. Aku bergegas merapikan pakaianku dan segera menyambar kunci mobilku. Ruki, aku ingin bertemu dengannya. Laki-laki yang sangat berharga bagiku. Aku tak sengaja bertemu dengannya kembali beberapa bulan lalu. Ia adalah kebahagiaanku, satu-satunya alasan yang membuatku bertahan dalam kehidupan yang seperi ini. aku sangat menjaganya, menjaga malaikat hatiku.
Saat ini aku benar-benar khawatir. Aku tak rela ia terluka sedikitpun, aku tak rela ia mengeluarkan air matanya walau hanya setetes. Terdengar berlebihan memang,tapi itulah kenyataanya. Hal yang paling aku khawatirkan justru datang dari dirinya sendiri. Dirinya yang membuatku membenci dan mencintainya sekaligus. Ia seorang Masochist…

~~~

To be continu...

bacot: fic dengan tema terberat [menurut saya] yang pernah saya buat. 
saya apdet chap 2 kapan-kapan ya.. XDa *disambitin kolor bishie*
satu lagi..satu lagi.. I hate silent reader.. xd
berikan saya komen yg membangun.. ^^
domo arigato~

9 komentar:

  1. eh?? iya2.. ^^a
    sankyuu udah baca karya nista saya.. XDa

    BalasHapus
  2. serem,,tapi bagus ditunggu chapter selanjutnya d(n.n)b

    BalasHapus
  3. sokka?? o.Oa

    oke~ arigato comentnya.. ^__^

    BalasHapus
  4. BYOU!!!!!
    teganya kau!!!
    HWEEEEE *peyuk Kazuki* LOL

    BalasHapus
  5. BYOU!!!!!
    teganya kau!!!
    HWEEEEE *peyuk Kazuki* LOL

    BalasHapus
  6. nice fanfic, bro...
    keren...
    heheheh...
    aku ikut ngefollow juga ya...aku pecinta URUHA.
    salam kenal.

    http://enggarputrie.blogspot.com/

    BalasHapus
  7. ditunggu chapter selanjutnya
    ^^

    BalasHapus
  8. ashi : loh.. kok kazuki yang dipeluk? ==a

    enggar : yo~ boleh2...
    domo arigato.. salam kenal juga..
    saya, pecinta kai, kazuki, mpon, dll.. XDD

    sweet : oke~ ini lagi digarap.. (?) ^__^

    BalasHapus