Duality of mind

Jumat, 21 Oktober 2011

~Red sunset, End memories~ [chap 2]



tittle : ~Red sunset, End memories~ [2]
author : shinji ai
genre : shonen ai, angst, tragedy hurt
rating : M
fandom : screw
pairing : Kazuki x Byou, Kazuki x yuuto [whatevah PScShit..!! look this, I still write fanfic abt ur bands.. :p]
BGM : eternity [juliadoll] Shinkirou [Mantenrou opera]
disclaimer : seperti biasa story line is mine, fandom milik emaknya masing2.. 

~~~~~

kau kehilangan orang yang kau cintai kan? aku pun begitu, aku kehilangan kau yang kucintai...
jadi aku mengerti perasaanmu...
~Byou's mind~


“jelaskan padaku maksud dari semua ini byou!!” Kazuki mengarahkan telunjuknya ke sebuah gambar dirinya dengan seorang laki-laki. di gambar itu tertancap sebuah pisau tepat ditengahnya.

“kenapa kau hanya diam??!! kau selama ini membohongiku??”

Byou hanya menunjukan senyumnya yang tampak menyeringai. sudah tak ada lagi jalan untuknya mengelak. ia bangun, dan berdiri tepat di hadapan kazuki. menatap matanya yang kini penuh oleh kilat amarah. “sudah kubilang kan, aku tak ingin lagi mengingat kejadian itu…”

 kamar yang bercahaya redup itu tak menyurutkan mata Kazuki untuk memperhatikan dengan detail setiap foto yang ada disana. berusaha mengais ingatan kenangan yang tenggelam dalam kebohongan memuakkan yang dibuat oleh Byou. Kazuki terlalu sibuk mencari tahu masa lalunya, hingga ia tak menyadari kenyataan betapa Byou memuja dirinya. Kazuki mulai mengacak-acak meja di sudut ruangan itu, membanting foto-fotonya bersama sosok yang tak bisa diingatnya itu ke segala arah. “siapa dia??!! jelaskan padaku, kenapa aku—“ kazuki berteriak meluapkan amarahnya.

“apa??!! kau kenapa hah??” Byou balas berteriak, emosinya juga meluap tak terkendali menyadari kenyataan yang benar-benar berlari jauh meninggalkannya. “apa yang kau rasa saat melihatnya? rindukah? sakit? atau apa??!!”

kazuki tak menjawab, ia hanya diam dengan tatapan yang tak bisa dimengerti. ia mencengkeram erat baju tidurnya, rongga dadanya terasa menyempit secara tiba-tiba. sesuatu yang besar dan terasa menyakitkan seperti bersarang dalam dadanya. saat Kazuki melangkah mundur, Byou membanting pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. membiarkan Kazuki berada di luar.

kazuki menyandarkan tubuhnya di tembok, tulang-tulang dalam tubuhnya seolah lolos, hingga ia tak mampu berdiri. ia perlahan terduduk. semua gambar dirinya dan mimpi-mimpinya menyatu, berputar-putar dalam kepalanya. membuatnya merasakan sakit dan pusing yang sangat hebat. perlahan semua yang ia lihat dalam kepalanya menjadi jelas. sosok yang sangat ia rindukan itu berdiri di tepi pantai,  darahnya jatuh menetes hingga ke pantai. tepat dibelakangnya, Byou tampak berdiri dengan sebilah pisau yang penuh darah ditangannya.

“yuu,…. yuuttooo…!!!”

teriakan Kazuki membuat Byou mau tak mau keluar dari kamarnya. ia segera menghampiri Kazuki yang terduduk dan mencengkeram erat rambutnya. Byou kemudian mendekatinya dan meraih dagu kazuki untuk mendapatkan tatapan matanya. mata itu dengan jelas menyiratkan kesakitan jiwanya yang mengalami kehilangan. sedalam itukah arti Yuuto bagi dirinya? sesakit itukah kazuki saat kehilangan yuuto? pertanyaan-pertanyaan itu membakar segenggam harapan ke dalam mata Byou. bibir tipisnya terus menggumam memanggil nama Yuuto dengan lirih. Byou menyadari, sampai kapanpun tak akan ada tempat baginya, sekalipun kazuki kehilangan semua ingatannya. 

tiba-tiba Kazuki menatap nanar ke arah Byou. “kau.. kau membunuh Yuuto!!! kau membunuhnya..!! kau membunuhnya dengan pisau ditanganmu itu!! brengsek kau Byou!!!” kepalan tangan kazuki bertubi-tubi melayang ke wajah byou, membuat rasa perih itu semakin tak terkira.

Byou menatap Kazuki yang baru saja menghajarnya dengan membabi buta. ia hanya tersenyum penuh makna seraya menijlat sebagian darah yang mengalir dari robekan tipis di sudut bibirnya. “kau begitu mencintainya ya? sampai tega memukulku seperti ini..” Ia kembali menyeka darah dari sudut bibirnya. “aku mengerti perasaanmu, aku juga merasakannya…”

“kau bunuh yuuto dan sekarang kau merasa kehilangan!! kau benar-benar tak tahu diri!! kau juga tak mengerti apa-apa tentangku!!” benak Kazuki terus menerus menggerus pikirannya dengan refleksi masa lalunya yang begitu menyakitkan. ia pun tak bisa mengendalikan amarah dan emosinya yang kian meledak-ledak setelah kenangan pahit itu membangunkan ingatannya. Kazuki melangkah masuk ke dalam kamar Byou, mengambil sebilah pisau yang tertancap di foto dirinya dan Yuuto. matanya berkilat-kilat saat ia berjalan menghampiri Byou.

Byou tak lari, ia bersiap menghadapi kemarahan kazuki yang memuncak saat ingatannya kembali. Kazuki menarik tubuh Byou ke dalam dekapannya, dan memeluknya dengan erat. Byou pun menyandarkan kepalanya yang mulai terasa berat di bahu kazuki. darah yang mengalir dari bibirnya menyatu indah dengan air matanya yang ikut menetes dan jatuh membasahi bahu kazuki.

Kazuki melangkah mundur, membiarkan tubuh Byou roboh begitu saja. pisau itu tertancap kokoh di perut Byou. ia menatap Byou di tiap detiknya, tak melewatkan kesempatan saat Byou meregang nyawa.

“kazuki…” Byou bersuara lirih, “mungkin aku tak seberuntung yuu.. tapi setidaknya, aku bahagia… bahagia mati ditanganmu.. maafkan aku…” Byou mulai menutup matanya yang terasa kian berat, dan menghadirkan senyum kazuki dalam ingatannya untuk yang terakhir.

~~(-_(-_(-_-)_-)_-)~~

~~flash back~~

kazuki POV
nafasku terengah-engah saat sampai di atas bukit. dari atas sini aku bisa melihat seluruh pantai dan dengan mudah mencari sosok yuuto. aku sangat khawatir dengannya, ia hanya meninggalkan secarik kertas dengan kalimat permintaan maaf padaku. aku tak mengerti apa maksudnya, seketika itu aku merasakan perasaan takut yang amat sangat. mataku terus mencari sosoknya, hingga tak lama kemudian aku melihat Yuuto. ia tampak terluka, dan aku juga melihat orang lain disana. itu seperti Byou. aku mempertegas pandanganku, dan ternyata memang benar byou juga disana. ia berdiri menghadap Yuuto dengan sebuah pisau ditangannya. aku segera turun setelah menemukan tempat dimana mereka berada.

sepertinya aku terlambat saat sampai di bibir pantai. tubuh yuuto tertelungkup di bibir pantai. di tangan kirinya tampak luka sayatan, dan darahnya membaur dengan air pantai. segera kurengkuh tubuh yuuto yang terluka. aku memanggil namanya dan mengguncang tubuhnya, namun ia tak kunjung membuka mata. kurasakan ujung tangannya sudah dingin, apakah ini semua akan berakhir? semuanya berakhir disini? tidak.. aku tidak bisa menerimanya. perasaan takut, bingung, dan sakit berkecamuk hebat dalam dadaku saat aku menyadari Yuuto memang sudah tak ada. ia meninggalkanku? ia tak ada lagi untukku? bagaimana bisa? ia baru saja berjanji akan terus bersamaku beberapa hari yang lalu. aku mengutuki takdir yang merenggut Yuuto dari sisiku. aku terus berteriak memanggil namanya hingga tenggorokanku terasa sakit. tubuhku menggigil tak lama kemudian, aku semakin erat memeluk yuuto yang sudah tak bernyawa. aku tak mau kehilangan dia, aku sangat mencintainya, sangat. kubelai lembut wajahnya yang seolah tertidur dengan lelap.

kulihat pisau yang tadi digenggam Byou terletak tak jauh dari tubuh yuuto. aku berjalan dan mengambil pisau itu. aku menatap sosok yuuto-ku yang terbaring dan mulai menggoreskan ujung pisau ke pergelangan tangan kiriku. belum sampai ujung pisau itu memutus urat nadiku, tiba-tiba ada sesuatu yang menghantam bagian belakang kepalaku. tubuhku dengan cepat kehilangan keseimbangan, hingga akhirnya jatuh. darah mengalir deras dari bagian belakang kepalaku, menetes jatuh membasahi lengan dan tanganku. di sisa kesadaranku aku mencoba meraih tangan Yuuto yang terjulur. aku berusaha sekuat tenaga menjangkaunya, namun semua kesadaranku perlahan menghilang sebelum aku sempat menyatukan tanganku dengan tangan yuuto.  

-end kazuki pov-


Byou menangis di belakang sosok kazuki yang sudah tak sadarkan diri. ia terus menangis hingga terisak isak, tak peduli dengan ombak yang menertawakannya. ia hanya ingin meluapkan perasaannya. ia merasa sangat bersalah, semua terjadi karena perasaan yang tidak seharusnya ia miliki untuk kazuki. yuuto berniat mengorbankan dirinya saat ia tanpa sengaja mengetahui perasaan Byou yang terlalu dalam untuk kazuki. sebagai kakak tentu Byou tak bisa menerimanya, ia akan mengalah dan memilih kazuki bahagia dengan yuuto. namun Yuuto memilih jalannya sendiri. ia terlambat saat sampai disini. Byou berusaha merebut pisau yang di genggam yuuto, namun ternyata yuuto telah memotong sendiri urat nadinya. di saat terakhir yuuto sempat memintanya untuk menjaga kazuki. 

Byou hanya bisa menuruti permintaan terakhir adik kesayangannya,ia meninggalkan Yuuto ketika kazuki datang. saat kazuki berniat menyusul yuuto, ia segera menghantamkan sebuah batu ke arah kepala kazuki untuk menggagalkannya. kehilangan Yuuto sudah cukup membuatnya merasakan penyesalan sepanjang hidupnya. setelah ini pun ia harus bersandiwara memainkan perannya, walau dengan berat hati. ia menyimpan sendiri semua beban yang tak akan pernah diketahui oleh kazuki.

~~end flash back~~

kazuki berlari ke arah pantai, meninggalkan tubuh Byou di dalam rumah kayu tak jauh dari pantai. kazuki yang sudah mampu mengingat kembali semua kenangannya, kini berdiri tepat di mana terakhir ia memeluk yuuto. namun ia tetap tak pernah tahu kenyataan yang sebenarnya terjadi. matanya menatap kosong ke arah laut lepas. wajah yuuto kembali tercermin di antara birunya laut. kazuki tersenyum manis memandangi wajah orang yang sangat dirindukannya.

sekian detik kazuki tampak memejamkan matanya. ia kemudian jatuh terduduk. ombak yang menggapai tubuhnya, menyeret serta darah kazuki ke laut lepas. sebuah pecahan kaca tertancap di pergelangan tangan kirinya, memutus nadinya dengan sempurna. tubuhnya jatuh terbaring setelah kehilangan separuh kesadarannya. rasa sakit mulai menjalari tubuhnya, matanya pun mulai sulit untuk terbuka. perlahan tubuhnya mulai menegang dan kaku. seulas senyum terukir di wajahnya saat menjemput kematian yang dirasa akan lebih baik baginya. lebih baik mati sekalipun menjadi ketiadaan, karena semua tak akan berbeda jika tanpa yuuto. kazuki mengakhirinya di tempat semua berawal.

~~~Owari~~~~









Tidak ada komentar:

Posting Komentar